BLOGGER TEMPLATES AND MySpace 1.0 Layouts »

Jumat, 02 September 2011

AGLET

Ini bukan nama band masa kini. ‘A’ bukan untuk Anton, ‘G’ bukan untuk Gilang, ‘L’ bukan untuk Luna. ‘E’ bukan untuk Edo. Dan ‘T’ bukan untuk Toni, selayaknya nama salah grup musik RAN yang terdiri dari akronim nama personelnya yaitu Rayi, Asa dan Nino.

Ini juga bukan terdiri dari dua bagian yaitu ‘a’ dan ‘glet’, yang membuatnya mendapat pengaruh bahasa Sansekerta dimana ‘a’ berarti ‘tidak’ sehingga arti keseluruhan terminologi ini adalah ‘tidak glet’. Entah apa arti dari kata ‘glet’ itu sendiri. Saya hanya menemukan 7 akronim yang berkaitan dengan ‘glet’ dan semuanya tak ada yang keren kecuali kepanjangannya sebagai ‘Greatest Lie Ever Told’ karena dengan begitu ‘tidak glet’ berarti baik. Sayangnya, bukan itu arti sebenarnya meski tak merubah arti akhirnya. Tenang saja, ia tetap berujung ‘baik’.

Serial televisi berumur 3 tahun sejak kelahiran pertamanya pada tanggal 17 Agustus 2007 di disney channel lah yang memperkenalkan saya pada kata aneh ini. Phineas and Ferb, namanya. Kartun menghibur dengan inovasi maksimal dari dua anak suburbannya ini telah berhasil menambah daftar istilah saya yang seringnya dipenuhi oleh istilah kondang seperti immoral, artifisial atau pemasanan global. ‘Aglet’ adalah sebuah istilah yang membuka pikiran saya bahwa yang tak terpandang bukan berarti tak menawan karena jika tidak ada dirinya, mungkin dunia manusia tak semudah saat ini.

Aglet adalah ujung plastik pada tali sepatu. Kata yang awalnya datang dari bahasa Perancis kuno ini merupakan teknologi terlupakan yang memudahkan manusia untuk memasukkan ujung tali sepatu ke lubangnya. Tak heran, jika Phineas dan Ferb dalam ceritanya sampai mengadakan konser bertema Aglet-Aid sebagai kampanye ‘Cinta Aglet’ dan membuat seisi kota menghiasi jari mereka dengan simpul sederhana dari tali sepatu warna-warni.

And in the end, the most important thing is that we never forget. The end of a shoelace is called the AGLET!!”, nyanyi Candace, saudara perempuan Phineas dan Ferb di The Danville Arena dengan panggung tak kalah besar dengan Band Aid Concert yang telah ada dari tahun 1984 dan diperkirakan sebagai inspirasi bagi dua bersaudara ini untuk mengadakan konser dengan tujuan yang sama mulianya, hanya saja kali ini nasib ujung tali sepatu yang diangkat martabatnya.

Begitu pula dengan saya. Menggunakannya sebagai nama blog, tak hanya bertujuan untuk mengangkat martabat istilah ini sehingga sama tinggi dengan teknologi yang lain, namun juga ingin menunjukkan bahwa hal yang sederhana sekalipun mampu memiliki manfaat besar bagi manusia. Mungkin bagi beberapa orang ini dipandang sebagai pembenaran diri jika nantinya tulisan saya terlalu biasa dan tak revolusioner seperti tulisan Goenawan Mohammad, Remy Silado, atau Soleh Solihun.
Tapi, asal tahu saja.

‘Aglet’ mungkin terlihat sederhana, namun bukan berarti ia tak menginspirasi. Bahkan, William Shakespeare memunculkan karakter dengan julukan ‘aglet baby’ dalam karyanya yang berjudul The Taming of the Shrew. Jadi, saya akan berusaha sedekat mungkin dengan kemampuan ‘aglet’ memberi manfaat bagi banyak orang, karena ia begitu hebat dengan kesederhanaannya.
Kalau sudah begini, ingin saya ikut berdiri bersama Phineas, Ferb dan Candace untuk menyanyikan lirik lanjutannya.
A-G-L-E-T, Don’t Forget it
We’re gonna tie the world together!!
We’re gonna tie the world together!!
Yeaaahhhhh!!!!

0 komentar: